Komunitas Muslim di Iizuka

Sebelum saya berangkat ke Jepang, salah satu kekhawatiran saya adalah saya akan kehilangan suasana yang islami : masjid-masjidnya, interaksi dengan saudara-saudara muslim yang lain, sholat berjamaahnya, dan masih banyak kekhawatiran lainnya. Namun ternyata Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat merasakan suasana islami selama di Jepang…

Di Iizuka, kota tempat tinggal saya saat ini, ada sekitar 20 orang muslim. Mayoritas berasal dari Indonesia dan sisanya dari Bangladesh dan Pakistan. Ada 4 keluarga, 4 laki-laki, dan 1 perempuan muslim asal Indonesia. Meski kami berjumlah sedikit, alhamdulillah kami dapat mengadakan pengajian rutin setiap minggunya, bergiliran dari rumah keluarga yang satu ke keluarga yang lain. Acara pengajian kecil kami terdiri atas beberapa acara yaitu, pengajian untuk anak-anak, pengajian untuk orang dewasa, dan ngobrol santai sambil makan-makan. Hmm..menyenangkan sekali bisa berinteraksi dengan saudara-saudara muslim yang lain dan belajar tentang Islam bersama-sama.

Lagi rihlah

Untuk masalah sholat 5 waktu, alhamdulillah di kampus saya ada tempat yang bisa kami jadikan sebagai mushola. Mushola ini terletak di lantai 9, gedung utama kampus KIT. Sebenarnya ruangan di lantai 9 ini cukup luas, namun karena jumlah kami sedikit, kami hanya menggunakan sebagian kecil saja sebagai mushola, sekitar 1.5m x 4 m. Dengan beralaskan kapet yang cukup hangat, kami biasa menunaikan sholat wajib berjama’ah dan sholat jumat di sini. Kami juga menyediakan kipas angin dan penghangat ruangan yang digunakan saat musim panas dan musim dingin tiba. Saat-saat pertama kali saya sholat di sini, tentu saja ada perbedaan yang sangat terasa. Jika di Indonesia kita biasa mendengarkan suara adzan berkumandang, suara orang mengaji, dan sholat berjamaah bersama-sama dalam jumlah jamaah yang besar, maka kini kondisinya jauh berbeda. Biasanya jumlah orang yang sholat wajib berjamaah hanya ada sekitar 5 orang dan saat sholat jumat bertambah menjadi sekitar 9 orang. Hmm..oleh karena itu setiap kali mendengar adzan di laptop, rasa kangen dengan suasana masjid di Indonesia selalu muncul cry .

Untuk masalah makanan sehari-hari, alhamdulillah saya tidak menemui kesulitan. Saya dapat membeli daging halal dari saudara muslim yang lain, sayuran dan buah-buahan di supermarket. Saya saat ini juga sudah terbiasa untuk memasak sendiri, hal yang sebenarnya belum pernah saya lakukan sebelum tiba di Jepang smile.

Dari sisi lingkungan kami juga tidak ada masalah. Meski masyarakat Jepang sebagian besar tidak menganut agama tertentu, mereka sangat menghormati kebebasan beragama umat beragama yang lain. Sensei dan teman-teman lab saya juga mulai paham dengan kebiasaan-kebiasaan umat muslim, seperti kapan waktu sholat, makanan dan minuman apa saja yang dapat kami makan/minum.

Segala puji kepada Allah yang masih melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, umat muslim yang ada di Iizuka, yang masih dapat merasakan nikmat dan indahnya Islam meski di lingkungan yang tidak islami. Mohon doanya agar kami semua senantiasa istiqomah berada di dalam kebaikan.

6 Responses to “Komunitas Muslim di Iizuka”

  1. tomioke Says:

    terharu aku so mebacanya…

  2. mohon doanya tom …

  3. Astaghrfirulloh….. kadang terlena dg nikmat bisa beribadah di negri sendiri, malah pengen ke negri orang :(. Makasih my bro…ceritanya mengharukan

  4. Abdul Qodir Jaelani Says:

    Sungguh mengharukan, mudah-mudahan Taufiq Hidayah Allah senantiasa mengiringi mas. Toh, negeri Jepang kan masih milik Allah juga.

  5. @ Jaelani
    Terima kasih doanya, semoga Allah juga melimpahkan karunia-Nya untuk kamu

  6. agungpambudi81 Says:

    assalamualaikum.

    nice story. brother u can see this site http://worldmoslem.wordpress.com/
    that about moslem in the world.

    walaiku salam

Leave a reply to agungpambudi81 Cancel reply